Minggu, 25 Maret 2012

Perbedaan psikoanalisa dan behavioristik dalam memandang manusia
Pandangan Psikoanalisis
Tokoh: Sigmun Freud
Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah terbentuk pada usia lima tahun. Freud membagi struktur kepribadian dalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada prinsip kesenangan. Ego sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip realitas. Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai baik-buruk atau benar-salah. Superego berfungsi untuk merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan sifat agresif, juga mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar kesempurnaan.
Tesis-tesis tentang hakikat manusia dari aliran Psikoanalisis adalah bahwa: Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak,- Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari,- Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya,- Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan,- Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis,- Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive,- Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang,- Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku.
Pandangan psikoanalisis memberi implikasi yang sangat luas terhadap konseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
Pandangan Behaviorisme
Tokoh : Ivan Petrovic Pavlov
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi lebih mengtahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran.
Ivan Petrovic Pavlov pernah melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Ia menyalakan lampu di depan anjing yang sedang lapar. Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liur. Saat Parlov meletakkan sepotong daging didepannya, anjing tersebut mengeluarkan air liur. Perlakuan itu terus diulang-ulang beberapa kali, sehingga setiap kali lampu dinyalakan anjing tersebut mengeluarkan air liur, walaupun tidak disajikan sepotong daging. Dalam kasus ini, air liur anjing disebut sebagai conditioned response, sementara cahaya lampu disebut sebagai conditioned stimulus.
Jika eksperimen tersebut direfleksikan terhadap manusia sebagai individu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat aliran Behaviorisme adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut B.F. Skinner, cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman (punishnent), suatu strategi yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa mendatang. Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalam tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu.
Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/07/melirik-aliran-aliran-dalam-psikologi/
Film yang menggambarkan seseorang yang memiliki kesehatan mental – SHINE (1996)

SINOPSIS :
Seorang pianis berbakat, David Helfgot ditekan oleh ayahnya yang sangat disiplin dalam mendidik anaknya, sampai-sampai tidak memperbolehkan David untuk meluaskan karir dalam bidang musiknya.
Sejak karir musiknya berhenti, dia mengalami depresi. Sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran beasiswa dari Royal College of Music di London. Akhirnya dia memilih untuk mengambilnya. Di situ ia dibimbing oleh gurunya, Cecil Parkes (Yohanes Gielgud).
Sampai beberapa tahun kemudian dia kembali bermain piano, dan diminta untuk bermain dalam satu resital musik besar. Film ini menggambarkan tentang sebuah bakat yang harus dipelihara, dikembangkan. Bukan untuk dibiarkan apalagi dilarang.
Berarti dalam film ini, David Helfgot menemukan kembali kesehatan mental dalam dirinya yang bangkit dari gangguan depresinya, hingga ia dapat mengembangkan kembali bakatnya.

Chairil Anwar salah satu contoh tokoh yang memiliki mental yang sehat.

Chairil Anwar salah satu contoh tokoh yang memiliki mental yang sehat.

Bermental sehat menurut saya merupakan cara kita untuk mengerti atau memahami bagaimana kita berprilaku, berfikir, memandang diri sendiri dan bagaimana kita memandang orang lain. Dengan kata lain, ternyata kesehatan mental itu sangat penting.
Kita sering melihat atau banyak mengetahui tantang banyak orang atau seorang tokoh yang memiliki mental yang sehat, tentu saja.
Salah satu yang menurut saya adalah seorang tokoh yang memiliki kesehatan mental yang baik, yaitu penyair yang terkenal di Indonesia, Chairil Anwar.
Chairil anwar lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 26 Juli 1922, dan meninggal di Jakarta pada tanggal 28 April 1949. Beliau juga di kenal dengan sebutan “ si binatang jalang” dari karyanya yang berjudul Aku. Kemudian beliau dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor angkatan ’45 dan puisi modern Indonesia.
Banyak karya – karyanya yang begitu mengagumkan, yang tentu saya itu membuktikan bahwa beliau adalah seorang yang memiliki pemikiran yang baik dan cara pandang yang baik pula sehingga melahirkan banyak karya-karya mengagumkan melalui syair-syairnya.